Posts

Defisit Neraca Sebagai Early Warning Pemerintah Untuk Meninjau Kembali Kebijakan Perdagangannya

Image
Neraca perdagangan Indonesia secara year on year pada Juni 2018 sudah menjadi negatif dengan penurunan sebesar 113,33% atau defisit sebesar kurang lebih US$ 1 milliar. Hal ini sudah cukup mengkhawatirkan karena defisit neraca perdagangan merupakan sinyal bahwa importasi yang terjadi di dalam negeri sudah tinggi dan tidak seimbang lagi dengan ekspornya . Umumnya bila negara mengalami defisit neraca perdagangan, pemerintah melalui Bank Sentralnya akan mendevaluasi mata uangnya sementara agar produk ekspor bisa menjadi lebih kompetitif namun apabila dilihat kembali di dalam neraca perdagangan secara year on year pada Juni 2018, kenaikan nilai impor jauh lebih signifikan ketimbang kenaikan nilai ekspornya terutama untuk produk impor non migas yaitu hampir sebesar 24%. Hal ini menyebabkan pemerintah harus mendevaluasi nilai mata uangnya apabila menginginkan surplus neraca perdagangan kembali. Namun, sebelum neraca perdagangan positif, investor asing akan melakukan

Menjadi Ekonom Lagi

Image
Yups... Itulah yang terjadi! Setelah 6 tahun vakum menulis di blog ini, saya memutuskan untuk menjadi penulis aktif lagi. Alasannya sederhana karena biasanya hanya notebook saya saja yang menjadi tempat curahan pemikiran dan ide-ide saya, tapi sekarang saya merasa perlu untuk membuatnya terbuka untuk orang lain. Ada satu blog lainnya saya baru buat bersamaan dengan dimulainya tulisan saya ini juga yang dipersembahkan untuk anak perempuan saya https://catatanmomski.blogspot.com/ Jenk...jenk...jenk... Kayaknya saya harus update dulu nih ke para pembaca apa yang terjadi selama 6 tahun ini :) Dalam 6 tahun terakhir ini, saya sudah menyandang 3 status. Yang pertama, former banker , karir saya di bank ternyata hanya bertahan selama 4 tahun. Yang kedua, single mom , di tahun 2016, saya melahirkan anak perempuan cantik bernama Marvella Eudora Jaedyn namun pada saat yang bersamaan juga, saya sudah memutuskan hubungan saya dengan papanya. It's complicated! Yes, I know! But the show m

Miliki Cita-Cita, Harapan dan Impian !

Image
Jika kamu pernah disakiti oleh seseorang maka luapkanlah kekesalanmu terhadap orang tersebut. Kemudian, lepaskan pengampunan dan berusahalah untuk menenangkan dirimu. Ucapkanlah syukur atas semua penderitaan yang bolah kamu alami akibat perbuatan orang tersebut. Katakan dalam hatimu, “ Terimakasih anda pernah menyakiti hati saya karena kalau tidak maka saya tidak akan pernah belajar untuk mengampuni dan memiliki jiwa besar ” . Lalu, mulailah menatap ke depan lagi dan berjalanlah seakan-akan semua itu tidak pernah terjadi dalam hidupmu. Pikirkanlah cita-citamu, harapanmu, dan impianmu! Manusia pada akhirnya hanya akan mengecewakan. Hanya karena jerih lelahmu tidak dihargai, jangan berhenti untuk bekerja lebih giat dari orang lain. Hanya karena orang tidak membalas kebaikanmu, jangan berhenti untuk berbuat kebajikan dalam hidupmu. Hanya karena hasil karyamu tidak dianggap, jangan berhenti untuk terus berkarya menciptakan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya

Speech given by Nobel Peace Prize and Father of Microfinance, Muhammad Yunus.

Image
Muhammad Yunus spoke about the social business of micro-finance. Though he confessed his initial lack of knowledge in banking, Yunus told us that he learned how conventional banks did things, and then did just the opposite. Where conventional banks went to the rich, he went to the poor. Where conventional banks went to men, he most often went to women. Where conventional banks wanted collateral, he dismissed it completely. Where conventional banks wanted legal papers, he saw no need. Where conventional banks were owned by the rich, his bank was owned by the borrowers. Where conventional banks wanted to know your credit history, he was more interested in your future than your past. Where conventional banks made the people go to them, he went to the people. In this social business, the question was not “How much money did you make this year?” but became instead “How many children got out of malnutrition this year?” Behind the podium, he demanded, “Should banks a

Father's Issue (Isu tentang Bapa)

Image
English Version:   In my age, 25 something more, most young woman are facing a crossroad in their life. Are we going to pursue a career or build a family with a loved partner? At this time, the young woman will usually be stuck with the notion that we must not become an old maid since no man will want to be with. This in turn, leads us to the assumption that the decision in a hurry to get married without knowing what was the meaning of a marriage. Until I am writing this article, already 2 times, I was proposed by a man. However, already 2 times, I also refused them for different reasons. My first reason was because I was not ready for marriage, still young, and still looking for identity. My second reason was because I was not sure if he's the right guy or not to marry me. Courtship was not enough to convince me to get married and live with a man. After going through a quarter-century journey of life and also reflections, I find my unpreparedness entering a period of marriage i